Laba Bersih Tumbuh 1.072%, Tapi Kok Harga Saham Turun?
Kamis, 30 Juni 2022
Sepanjang 2021 WIFI berhasil mencatatkan kinerja keuangan yang cukup positif, laba bersih tumbuh 1.072%.
Artikel ini dipersembahkan oleh:
Sepanjang 2021 WIFI berhasil mencatatkan kinerja keuangan yang cukup positif, laba bersih tumbuh 1.072%. Namun di waktu yang sama, harga saham WIFI justru turun sekitar -45% dalam enam bulan terakhir, dari 600 an ke 330 an. Lantas apa sebab yang menekan harga saham WIFI meski kinerja bertumbuh?
Sepak Terjang Bisnis WIFI
Hal apa yang terlintas dipikiran kita, ketika mendengar emiten WIFI? Apakah benar WIFI, emiten sektor teknologi?
Bisnis yang pertama kali dijalankan PT Solusi Sinergi Digital Tbk (ticker code: WIFI) atau Surge ini, adalah bisnis penjualan kopi merek ‘Lucaffe’ di tahun 2012. Selang 7 tahun berikutnya, WIFI secara agresif mengembangkan bisnis, antara lain :
Milestone WIFI. Source : Laporan Tahunan WIFI 2021
Jadi WIFI merupakan perusahaan yang membangun infrastruktur internet, mengembangkan distribusi media periklanan, serta membangun platform digital berbasis aplikasi dan website yang menunjang penjualan secara digital.
BACA: GGRM hingga BFIN Tebar Dividen, EMTK Kok Tidak?
Dari sejumlah bisnis yang dijalankan WIFI, sangat memungkinkan WIFI meraih kinerja yang bertumbuh di 2021 kemarin sejalan dengan perekonomian yang juga membaik. Simak breakdown kinerja WIFI sepanjang 2021…
Kinerja WIFI di 2021
WIFI – emiten anyar di BEI yang listing pada Desember 2020. Berdasarkan Laporan Tahunan 2021, kinerja pendapatan WIFI mencatatkan peningkatan…
Source : Laporan Tahunan WIFI 2021
Terlihat pendapatan WIFI terus meningkat dalam 3 tahun terakhir. Sementara di tahun 2021 pendapatannya meningkat sekitar 278% YoY menjadi Rp 390.9 miliar, dari tahun 2020 yang sebesar Rp 47.5 miliar. Terdorong oleh percepatan eksekusi proyek dan layanan strategis yang dijalankan sepanjang tahun kemarin. Selain itu, WIFI juga mendapatkan penghasilan dari luar maupun luar negeri hasil kerja sama strategis dengan beberapa perusahaan besar nasional. Salah satunya yang dilakukan melalui banyak brand dalam ekosistem seperti MacroAd (media periklanan Out-of-Home), Weave (infrastruktur jaringan serat optik), dan Codify (pengembangan teknologi basis aplikasi).
Dengan itu, di 2021 WIFI mencatatkan laba bersih yang tumbuh hingga 1.072% YoY menjadi Rp 25.8 miliar, dari tahun 2020 yang sebesar Rp 2.2 miliar. Kontribusi laba bersih WIFI berasal dari sinergi antar produk dalam ekosistem Surge yang terpadu Daily Needs – Connectivity – Media and Entertainment.
Meski laba bersih tumbuh 1.072%, namun secara margin profitabilitas pertumbuhannya masih tergolong rendah dengan Net Profit Margin (NPM) 7%. Secara nilai valuasi perusahaan masih belum bangkit.
Sementara dari sisi asset, total asset perusahaan meningkat 75.5% YoY menjadi Rp 896.3 miliar di 2021, dari Rp 510.5 miliar di 2020. Peningkatkan asset ini terjadi karena WIFI gencar meningkatkan inovasi baru untuk partner strategis dan juga masyarakat melalui ekosistem Surge. Hal ini tercermin dari arus kas investasi yang dicatatkan WIFI…
Selain itu, total liabilitas WIFI Rp 380.3 miliar masih lebih kecil, dibandingkan dengan total ekuitasnya sebesar Rp 515.9 miliar. Mencerminkan rasio DER WIFI di level 0.74x di 2021, membuat WIFI mampu mengatasi liabilitas hanya dengan ekuitasnya.
BACA: GOTO RUPST Pertama, Porsi Saham Rakyat Akan Ditambah
Dan dari sisi liabilitas jangka pendek, total aset lancar WIFI yang tercatat sebesar Rp 96.8 miliar, dibandingkan total liabilitas pendek Rp 87.1 miliar. Menunjukkan bahwa dengan mengandalkan total asset, WIFI bisa membayar total liabilitas jangka pendek. Tercermin dari rasio Liquidity Ratio di level 1.1x.
Tapi Kok Harga Saham Turun?!
Sayangnya pencapaian kinerja WIFI tidak serta mendapat apresiasi pelaku pasar. Hal ini tercermin dari harga saham justru menurun. Bahkan kalau ditarik secara histori harga saham WIFI berada dalam tren turun sejak pertengahan Juni 2021…
Harga saham WIFI sendiri, sekarang ini berada di kisaran 320 – 321 an mencerminkan PER 68.6x. Di tambah lagi dengan margin profitabilitas yang masih rendah dengan Net Profit Margin (NPM) 7%. Jadi bisa dikatakan wajar apabila secara nilai valuasi perusahaan ini masih belum dihargai layak oleh pelaku pasar. Atau setidaknya pelaku pasar masih akan wait and see memantau kemana arah bisnis WIFI maupun dengan kinerja keuangannya. Terlebih lagi di 2022 ini, WIFI masih akan memaksimalkan pengembangan konektivitas, media dan juga hiburan.
So, how about you interested for investing in WIFI?