INDY Kembangkan Motor Listrik, Semenarik Apa Prospeknya?
Kamis, 23 Juni 2022
INDY memiliki rencana untuk pivot business model ke sektor motor listrik.
Artikel ini dipersembahkan oleh:
INDY merupakan salah satu perusahaan batubara di Indonesia yang juga mendapatkan berkah dari peningkatan harga batubara. Menariknya, INDY memiliki rencana untuk pivot business model ke sektor motor listrik. Mari kita bahas prospeknya!
Dapat diperhatikan dari revenue breakdown milik INDY bahwa mayoritas dari business perusahaan masih bersumber dari coal business yakni sekitar 88-89%, at least di kuartal I- 2022.
Dan dapat diperhatikan juga pada table di atas adalah kinerja INDY per kuartal I-2022 yang mencatatkan pertumbuhan kinerja yang ciamik juga, seperti perusahaan batubara lainnya. Terlihat pendapatan tumbuh +58% YoY, dan yang menarik adalah Net Profit berbalik arah dari yang sebelumnya rugi bersih $9.4 juta menjadi laba bersih $75 juta. Tidak kalah penting juga, pada pertumbuhan laba bersih ini sudah di atas level kuartal IV-2021 yang lalu, meskipun pada kuartal I-2022 INDY mencatatkan Revenue yang lebih rendah. Artinya, ada pertumbuhan profitabilitas yang terjadi di kuartal I-2022.
BACA: Cara Investasi Saham Online Terpercaya Untuk Pemula
Tidak heran, hal ini disebabkan karena harga batubara yang terus mengalami peningkatan dalam beberapa waktu terakhir seiring dengan adanya shock di bagian supply & demand. Malahan, potensi batubara meningkat ini juga masih ada, dengan upside surprise dari China re-opening setelah Covid outbreak yang terjadi di negara tirai bambu tersebut.
INDY memiliki target yang cukup ambisius untuk kinerja perusahaan, yakni:
1) Mencapai 50% non-coal revenue di tahun 2025 (latest hanya 11-12%).
2) Dan net-zero emission di tahun 2050.
Dengan demikian, diperlukan pivot ke arah business yang lain. Dan yang dipilih oleh INDY salah satunya adalah motor listrik.
INDY telah membuat satu entitas baru bernama PT Electra Mobilitas Indonesia atau dapat disingkat EMI di Maret 2021 untuk membuat EV 2W di Indonesia. Dapat dilihat pada grafik di kiri bawah bahwa market 2W di Indonesia sangat besar, dapat mencapai 5-7 juta motor terjual tiap tahunnya. Dari sisi segment, mayoritas masih menggunakan scooter-type (88%), sport 6%, dan sisanya underbone.
Dengan demikian, nantinya akan ada shifting motor dari yang sebelumnya menggunakan combustion engine ke electric-based.
BACA: Dunia Terancam Resesi, Bank Dunia: Indonesia Aman
INDY sendiri juga sudah melakukan MOU untuk membuat EV Ecosystem di Indonesia. Adapun MOU ini merupakan Kerjasama antara INDY, IBC (Indonesia Battery Corporation), Gogoro, dan juga Foxconn. Value chain yang nantinya akan digarap antara lain Electric Battery industry, Electric Vehicle, dan juga supporting industries lainnya seperti battery, exchange station, sampai recycling station.
Kami melihat industri ini masih too early to tell, karena masih banyak moving parts dan belum ada satu yang menjadi champion di sektor ini, at least so far.
INDY sekarang ditransaksikan di harga Rp 2720 per lembar saham dan divaluasikan di PER 3.3x, PBV 1.2x, dan PCFR 1.8x.