Kenali Tipe-tipe Investor, Kunci Nyaman Berinvestasi
Gaya investasi setiap orang tentu berbeda dan tidak bisa dipaksa menjadi sama. Kenapa? Karena setiap orang memiliki karakter dan profil risiko yang berbeda pula.
Maksudnya profil risiko gimana sih, cuanmin?
Profil risiko adalah seberapa besar seseorang dapat menoleransi risiko investasi yang dihadapi. Ada yang berani menghadapi risiko tinggi, sedang, atau rendah. Tergantung kemampuan finansial dan kondisi psikologis investor tersebut.
Nah, memahami profil risiko ini menjadi salah satu kunci untuk bisa nyaman berinvetsasi. Apalagi untuk investor pemula, akan memudahkan dalam memilih instrumen dan produk investasi yang sesuai karakter pribadinya.
Secara umum, ada 3 tipe investor yang cukup dikenal:
1. Investor Agresif – Si Risk Taker
Arti investor agresif adalah tipe investor dengan profil risiko yang tinggi. Artinya, investor tersebut sangat siap secara finansial dan psikologis, jika nilai pokok dana investasi berkurang atau bahkan hilang, demi mengincar kemungkinan keuntungan yang juga tinggi.
Memegang prinsip “high risk, high return“, investor agresif berani mengalokasikan dana investasi yang dimiliki hingga 80 persen ke instrumen investasi yang berisiko tinggi, seperti saham atau reksadana saham.
Investor agresif biasanya sudah berpengalaman dan terbiasa dengan fluktuasi harga saham, bahkan di kondisi fluktuasi yang ekstrim sekalipun.
Meski berani, investor agresif biasanya juga melakukan diversifikasi portofolio investasi. Biasanya ke instrumen dengan risiko lebih rendah seperti deposito atau simpanan bank.
2. Investor Moderat – Si Main Aman
Arti investor moderat adalah tipe investor dengan profil sedang. Biasanya mengincar keuntungan yang relatif tinggi, namun tetap meminimalisir risiko yang ada.
Biasanya investor moderat tidak fokus pada keuntungan yang diperoleh dari faktor luck atau keberuntungan atau hoki, tapi cenderung fokus belajar menjadi investor profesional dan membuat keputusan berdasarkan analisis yang akurat.
Investor moderat berani mengalokasikan 40 persen dana investasinya ke instrumen investasi berisiko tinggi seperti saham atau reksadana saham, sementara 60 persen lainnya pada instrumen obligasi, reksadana pendapatan tetap, atau reksadana terproteksi.
3. Investor Konservatif – Si Woles
Arti investor konservatif adalah tipe investor dengan profil risiko rendah. Biasanya investor konservatif ingin nilai pokok dana investasi tidak berkurang banyak, namun tetap puas dengan kemungkinan keuntungan yang relatif kecil.
Investor konservatif biasanya adalah investor pemula, yang belum berpengalaman, tapi ingin dana nganggur yang dimiliki bertumbuh. Biasanya akan memilih instrumen investasi yang pasti-pasti saja.
Investor konservatif biasanya berani mengalokasikan 80 persen dana investasinya ke instrumen investasi berisiko rendah seperti emas, deposito, reksadana pendapatan tetap, reksadana pasar uang, atau reksadana terproteksi. Sementara, 20 persen lainnya ke instrumen investasi saham atau reksadana saham.
Nah, kira-kira kalian udah kebayang termasuk tipe investor yang mana?
Oiya, meskipun investasi saham termasuk instrumen investasi dengan risiko tinggi, namun dengan bantuan teknologi, banyak sekali kemudahan untuk mulai berinvestasi saham. Bisa dengan belajar hingga menjadi ahli, atau menggunakan aplikasi yang memudahkan proses investasi.
Seperti aplikasi Saham Rakyat, yang memudahkan proses investasi saham bagi pemula. Hanya dua kali klik, berhasil membeli saham yang diinginkan. Layaknya e-commerce tempat berbelanja keperluan harian, Saham Rakyat adalah e-commerce tempat berbelanja saham.
Tertarik berbelanja saham? Daftar Saham Rakyat disini. (nda.)