Komisi Penyaluran Kredit BBYB Naik Hampir 1000%, Gara-gara Fitur Ini
Senin, 01 Agustus 2022
Pendapatan berbasis komisi atau fee based income juga naik hampir 1000%.
Total kredit yang disalurkan PT. Bank Neo Commerce (BBYB) naik drastis hampir 100%, pada semester pertama tahun 2022. Lonjakan penyaluran kredit tersebut naik 84.2 persen yaitu sebesar Rp. 7 triliun, sangat jauh dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp. 3.8 triliun.
Penyebab tingginya penyaluran kredit BBYB salah satunya adalah kehadiran produk mobile banking yang disebut Neobank. Aplikasi ini pertama kali diluncurkan pada akhir Maret 2021, dengan sekitar 2 juta pengguna di awal peluncurannya. Namun, jumlah pengguna melesat 825 persen pada tahun 2022 yaitu sekitar 18.5 juta pengguna.
BACA: Diskon Gila-gilaan, GGRM dari Rp. 90 Ribu Jadi Rp. 27 Ribu, Diborong Asing
Hadirnya mobile banking tersebut menyediakan berbagai layanan dan fitur. Salah satunya yang paling diminati oleh pengguna adalah fitur penyaluran kredit.
Naiknya penyaluran kredit ini juga ditopang oleh pendapatan bunga bersih sebesar Rp. 547 miliar yang artinya naik 302 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp. 176.1 miliar saja.
Pendapatan berbasis komisi atau fee based income juga naik hampir 1000%, yaitu menjadi Rp. 176.1 miliar dari periode yang sama tahun lalu hanya Rp. 16.4 miliar.
Pendapatan bunga bersih melesat 335.8 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, yaitu menjadi Rp. 494.52 miliar dari Rp. 113.47 miliar saja. Rugi bersih pun naik 360.2 persen atau Rp. 644.43 persen dari awalnya Rp. 132.85 miliar.
Untuk menunjang kinerja perseroan, biaya promosi juga dinaikkan hingga 139.8 persen, dari awalnya Rp. 104.8 miliar menjadi Rp. 251.3 miliar pada semester pertama tahun 2022. Namun, rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional turun dari awalnya 224.01 persen menjadi 156.75 persen saja pada tahun ini.
BACA: WIIM Berencana Buyback Hingga Rp. 36 Miliar
Dana Pihak Ketiga (DPK) naik 37.03 persen dibanding Desember 2021 hanya Rp. 8.1 triliun, menjadi Rp. 11.1 triliun pada semester satu tahun 2022. Pada bulan yang sama, rasio Net Interest Margin (NIM) juga naik dari 5.15 persen menjadi 10.16 persen.
Total aset BBYB berhasil naik hingga 26 persen, dari Rp. 11.33 triliun menjadi Rp. 14.3 triliun pada semester pertama 2022. Namun sayangnya, liabilitas perseroan juga naik tajam hingga 44 persen pada tahun ini sebesar Rp. 12.21 triliun dibandingkan akhir tahun sebelumnya hanya Rp. 8.44 triliun. Jumlah ekuitas perseroan juga turun sekitar 25 persen, dari awalnya Rp. 2.88 triliun pada akhir Desember 2021, menjadi Rp. 2.14 triliun pada semester pertama tahun 2022. (Nda)