BEBS Terbang Tinggi, WIKA Malah Terjun Bebas
Sabtu, 09 Juli 2022
Laba WIKA turun signifikan hingga 98.29 persen di kuartal pertama tahun 2022
Kabar baik datang dari PT. Berkah Beton Sedaya Tbk (BEBS). Di kuartal 1 tahun 2022, BEBS berhasil mencatatkan laba yang fantastis, naik 104.7 persen menjadi Rp. 82.197 miliar dalam periode yang sama tahun lalu yang hanya Rp. 40.102 miliar.
Dalam laporan keuangan semester 1 tahun 2022, penjualan bersih BEBS naik 89.56 persen menjadi 345.8 miliar. 98.78 persen diantaranya adalah hasil penjualan bahan bangunan yang setara dengan Rp. 328.06 miliar. Ada pula, penjualan ready mix yang tumbuh 2.3 persen menjadi Rp. 17.382 miliar.
Kinerja positif lainnya juga terlihat dari penjualan beton pracetak yang mencapai Rp. 358.95 juta, dimana pos ini tidak ada pada periode sebelumnya.
BACA: TRGU, CHEM, ARKO Resmi Listing di BEI, Ada yang Terbang
Tingginya penjualan tentu membuat beban pokok penjualan juga meningkat, meski demikian laba kotor yang diperoleh perseroan juga meningkat signifikan 103.57 persen menjadi Rp. 114.55 miliar.
Akibatnya laba per saham BEBS naik menjadi Rp. 9.13, naik dua kali lipat jika dibandingkan periode sebelumnya yaitu sebesar Rp. 4.46. Hingga market ditutup Jumat (08/07/2022), harga saham BEBS menguat naik 21.13% menjadi Rp. 4.300 per saham.
Di tengah pertumbuhan laba yang fantastis dari emiten material bangunan BEBS, emiten bidang konstruksi, manufaktur hingga energi PT. Wijaya Karya Tbk (WIKA) malah mengalami kondisi sebaliknya, terjun bebas.
Laba WIKA turun signifikan hingga 98.29 persen di kuartal pertama tahun 2022 hanya sebesar Rp. 1.328 miliar, sangat kontras jika dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
BACA: Oversubscribe 22 Kali, SWID Resmi Listing di BEI
Dalam laporan keuangan WIKA, tercatat pendapatan bersih dari infrastruktur turun hingga 19.39 persen menjadi Rp. 3.163 triliun, sementara dari gedung turun 40.76 persen menjadi Rp. 1.517 triliun.
Pendapatan dari usaha energi dan industri plant juga turun hingga 4.5 persen, menjadi Rp. 562.8 miliar.
Meski demikian, lini usaha lainnya justru meningkat drastis meski nilainya tak sebesar lini usaha sebelumnya. Seperti bisnis realty dan properti yang meningkat fantastis hingga 164.2 persen menjadi Rp. 185.76 miliar. Bisnis industri juga tumbuh positif sebesar 24.89 persen menjadi Rp. 878.57 miliar. Bahkan ada pos pendapatan baru yaitu dari investasi senilai 18.733 miliar yang tidak ada pada periode sebelumnya. (nda)